Buitenzorg, Kala Bogor Jadi "Tempat Peristirahatan" Para Gubernur Jenderal Hindia Belanda

Mengurai Alasan Belanda Menjuluki Bogor Sebagai
"Tempat Aman Tenteram"
"Kota Tanpa Kecemasan"

Bogor

Bogor pernah dinamakan Buitenzorg pada masa kolonial Belanda, dan ada beberapa alasan kuat mengapa nama ini dipilih serta bagaimana sejarahnya berkembang. Mari kita telaah secara rinci dan lengkap:

1. Asal Usul Nama "Buitenzorg"
  • Arti Buitenzorg: Kata "Buitenzorg" berasal dari bahasa Belanda yang secara harfiah berarti "tanpa kecemasan", "bebas dari kesulitan", "aman tenteram", atau "keluar dari kesibukan". Makna ini sangat relevan dengan tujuan Belanda menjadikan Bogor sebagai tempat peristirahatan.
  • Pemberian Nama oleh Gubernur Jenderal van Imhoff: Nama Buitenzorg diberikan secara resmi pada tahun 1745 oleh Gubernur Jenderal Belanda G.W. Baron van Imhoff. Ia adalah tokoh penting yang melihat potensi Bogor sebagai lokasi yang ideal untuk mendirikan sebuah rumah peristirahatan bagi para pejabat VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie) dan kemudian menjadi kediaman resmi Gubernur Jenderal Hindia Belanda.
2. Latar Belakang dan Tujuan Pemberian Nama
  • Tempat Peristirahatan dan Ketenangan: Batavia (sekarang Jakarta) pada masa itu merupakan pusat pemerintahan dan perdagangan yang padat, sibuk, panas, dan seringkali tidak sehat (rentan penyakit tropis). Oleh karena itu, para petinggi Belanda membutuhkan tempat yang lebih sejuk, tenang, dan jauh dari hiruk pikuk kota untuk beristirahat dan memulihkan diri. Bogor, dengan iklimnya yang lebih dingin dan pemandangan alam yang indah, menjadi pilihan yang sempurna. Nama "Buitenzorg" secara langsung mencerminkan fungsi ini sebagai "tempat tanpa kekhawatiran" atau "tempat yang damai yang jauh dari segala hiruk pikuk".
  • Pembangunan Istana Buitenzorg (Istana Bogor): Van Imhoff membangun sebuah rumah peristirahatan di Bogor yang kemudian dikenal sebagai Istana Buitenzorg, dan kini menjadi Istana Bogor. Pembangunan istana ini semakin mengukuhkan peran Bogor sebagai pusat peristirahatan dan pemerintahan pada masa kolonial.
  • Peran Strategis: Selain sebagai tempat peristirahatan, Buitenzorg juga memiliki nilai strategis karena lokasinya yang relatif dekat dengan Batavia namun dengan kondisi geografis yang berbeda. Hal ini memungkinkan pemerintahan kolonial memiliki alternatif pusat kegiatan jika terjadi masalah di Batavia.
3. Perkembangan Buitenzorg di Era Kolonial
  • Pusat Pemerintahan Kolonial: Seiring waktu, Buitenzorg berkembang tidak hanya sebagai tempat peristirahatan, tetapi juga menjadi pusat pemerintahan kolonial yang penting, terutama selama musim hujan di Batavia atau ketika ada wabah penyakit. Banyak kebijakan penting Hindia Belanda yang dirumuskan dari Buitenzorg.
  • Pembangunan Kebun Raya Buitenzorg (Kebun Raya Bogor): Pada tahun 1817, Sir Thomas Stamford Raffles, yang pernah menjabat sebagai Gubernur Jenderal di Hindia Belanda (saat Inggris mengambil alih sebentar dari Belanda), mendirikan Kebun Raya Buitenzorg. Kebun raya ini menjadi pusat penelitian botani yang sangat penting di dunia, menunjukkan bagaimana Buitenzorg juga menjadi pusat ilmu pengetahuan dan pengembangan.
  • Infrastruktur dan Transportasi: Untuk mendukung fungsinya, pemerintah kolonial Belanda juga mengembangkan infrastruktur di Buitenzorg, termasuk pembangunan jalur kereta api yang menghubungkan Batavia dengan Buitenzorg pada tahun 1873. Ini semakin memudahkan akses dan mempercepat perkembangan wilayah tersebut.
4. Transisi Nama Menjadi "Bogor"
  • Keberadaan Nama "Bogor" Sebelumnya: Penting untuk dicatat bahwa meskipun Belanda memperkenalkan nama Buitenzorg, nama "Bogor" sendiri kemungkinan sudah ada dan digunakan oleh penduduk lokal jauh sebelum kedatangan Belanda. Ada beberapa teori mengenai asal-usul nama "Bogor" yang beredar di masyarakat, antara lain:
    • "Baghar" atau "Baqar": Dari bahasa Arab yang berarti sapi, dikaitkan dengan keberadaan patung sapi di Kebun Raya Bogor atau peternakan sapi pada masa lalu.
    • "Bokor": Sejenis wadah atau mangkuk logam.
    • Plesetan dari "Buitenzorg": Ada juga yang berpendapat bahwa "Bogor" adalah plesetan atau penyederhanaan dari "Buitenzorg" yang lebih mudah diucapkan oleh lidah pribumi. Namun, teori ini seringkali gugur karena bukti menunjukkan permukiman dengan nama-nama lokal sudah ada sebelum Buitenzorg didirikan.
    • Pohon "Bogor": Teori lain menyebutkan bahwa nama Bogor berasal dari nama sebuah pohon yang banyak tumbuh di daerah tersebut.
  • Penggunaan Paralel: Selama masa kolonial, kedua nama tersebut, "Buitenzorg" dan "Bogor", seringkali digunakan secara paralel. Nama "Buitenzorg" lebih dikenal dan digunakan dalam konteks resmi oleh orang Eropa/Belanda, sedangkan nama "Bogor" tetap eksis di kalangan pribumi.
  • Pergantian Resmi Pasca Kemerdekaan: Setelah Indonesia merdeka dan kedaulatan diakui pada tahun 1950, Pemerintah Republik Indonesia secara resmi mengembalikan nama "Buitenzorg" menjadi "Bogor" sebagai bagian dari upaya dekolonisasi dan penegasan identitas nasional.
Kesimpulan
Bogor pernah dinamakan Buitenzorg karena pemerintah kolonial Belanda ingin menciptakan sebuah tempat peristirahatan yang tenang, sejuk, dan bebas dari hiruk pikuk Batavia. Makna harfiah "Buitenzorg" yang berarti "tanpa kecemasan" atau "aman tenteram" sangat sesuai dengan tujuan tersebut. Pemberian nama ini diikuti dengan pembangunan Istana Buitenzorg dan Kebun Raya Buitenzorg, yang semakin mengukuhkan peran kota ini sebagai pusat penting bagi pemerintahan dan ilmu pengetahuan di Hindia Belanda. Meskipun nama "Buitenzorg" dominan selama era kolonial, nama "Bogor" sendiri memiliki akar yang lebih tua dan terus digunakan oleh masyarakat lokal, hingga akhirnya secara resmi dikembalikan setelah kemerdekaan Indonesia.

AlusNewsArtikel