Republik Afrika Selatan
Negeri Pelangi di Ujung Benua
Republik Afrika Selatan (sering disingkat Afsel) adalah negara yang terletak di ujung paling selatan Benua Afrika. Negara ini dijuluki sebagai "Negeri Pelangi" (Rainbow Nation)—sebutan yang dipopulerkan oleh Uskup Agung Desmond Tutu—untuk menggambarkan keragaman multikultural dan multirasialnya, terutama setelah berakhirnya era apartheid.
Geografi dan Iklim
Afrika Selatan memiliki luas sekitar 1.221.037 km² dan merupakan satu-satunya negara di dunia yang memiliki tiga ibu kota berbeda, masing-masing untuk fungsi pemerintahan yang berbeda:
- Pretoria (Ibu kota Eksekutif/Administratif)
- Cape Town (Ibu kota Legislatif)
- Bloemfontein (Ibu kota Yudikatif)
Secara geografis, Afrika Selatan dibatasi oleh Samudra Atlantik di barat dan Samudra Hindia di selatan dan timur. Dua negara kecil yang sepenuhnya terkurung daratan (enklave), yaitu Lesotho dan Eswatini (Swaziland), juga berada di dalam wilayahnya.
Bentang alamnya didominasi oleh dataran tinggi yang luas, yang dikenal sebagai Highveld, dikelilingi oleh rangkaian pegunungan tinggi yang disebut Tebing Besar (Great Escarpment), termasuk Pegunungan Drakensberg yang puncaknya, Njesuthi (sekitar 3.408 m), adalah titik tertinggi di negara ini.
Iklim di Afrika Selatan bervariasi: wilayah barat daya memiliki iklim Mediterania, sementara wilayah pedalaman memiliki iklim sedang dan wilayah timur laut beriklim subtropis.
Sejarah Singkat
Dari Cradle of Humankind Hingga Apartheid
Sejarah Afrika Selatan sangat panjang, bahkan menjadi lokasi penting bagi penemuan sisa-sisa hominid purba, yang membuat salah satu situs fosilnya, Sterkfontein Caves di dekat Johannesburg, dikenal sebagai "Cradle of Humankind" (Buaian Umat Manusia).
Kolonialisme dan Pendudukan
Penduduk asli wilayah ini adalah suku Khoekhoen dan San. Kedatangan bangsa Eropa dimulai pada tahun 1652 ketika Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) Belanda mendirikan pos pasokan di Tanjung Harapan (Cape of Good Hope), yang kemudian berkembang menjadi koloni Cape Colony.
Wilayah ini kemudian berpindah tangan ke Inggris pada awal abad ke-19, memicu konflik dengan pemukim Belanda (Boer atau Afrikaner) yang berujung pada Perang Boer (akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20). Pada tahun 1910, terbentuklah Uni Afrika Selatan sebagai dominion Inggris.
Era Apartheid (1948–1994)
Periode paling kelam dalam sejarah modern Afrika Selatan adalah Apartheid (artinya "pemisahan" dalam bahasa Afrikaans). Apartheid adalah sistem segregasi dan diskriminasi rasial yang dilembagakan oleh Partai Nasional yang berkuasa pada tahun 1948.
Sistem ini memisahkan penduduk berdasarkan ras (kulit putih, kulit hitam, kulit berwarna/campuran, dan Asia/India) dan secara sistematis menindas mayoritas kulit hitam, membatasi hak politik, ekonomi, dan sosial mereka.
Perlawanan terhadap apartheid dipimpin oleh organisasi seperti Kongres Nasional Afrika (ANC). Tokoh kunci seperti Nelson Mandela dipenjara selama 27 tahun karena perjuangannya. Tekanan internasional dan perlawanan domestik akhirnya memaksa pemerintah untuk membongkar sistem apartheid.
Transisi Demokrasi
Apartheid berakhir pada awal tahun 1990-an. Pada tahun 1994, Afrika Selatan mengadakan pemilihan umum multirasial pertama yang menghasilkan Nelson Mandela sebagai Presiden kulit hitam pertama. Ini menandai kelahiran Afrika Selatan yang demokratis.
Demografi dan Budaya
Afrika Selatan adalah negara yang sangat beragam, dengan 11 bahasa resmi yang diakui secara konstitusional, termasuk Zulu, Xhosa, Afrikaans, dan Inggris.
- Komposisi Etnis. Mayoritas penduduk adalah kulit hitam Afrika (sekitar 80%), diikuti oleh kulit berwarna (Coloured), kulit putih, dan keturunan India/Asia.
- Agama. Mayoritas penduduk beragama Kristen, diikuti oleh agama tradisional Afrika, Hindu, dan Islam.
- Budaya. Budaya Afrika Selatan adalah perpaduan unik dari tradisi Afrika, Eropa, dan Asia. Musik, tarian, dan kisah lisan memainkan peran penting dalam banyak budaya Afrika.
Ekonomi dan Sumber Daya Alam
Afrika Selatan adalah negara berkembang dengan ekonomi terbesar kedua di Afrika (setelah Nigeria). Perekonomiannya dikenal sebagai salah satu yang paling beragam di benua tersebut.
Pertambangan
Afrika Selatan terkenal dengan kekayaan sumber daya mineralnya, dan sektor pertambangan merupakan tulang punggung ekonomi. Negara ini adalah salah satu produsen utama dunia untuk:
- Emas
- Platinum (produsen terkemuka dunia)
- Berlian
- Kromium dan Mangan
Industri dan Perdagangan
Sektor lain yang penting termasuk pertanian, manufaktur (khususnya otomotif dan tekstil), dan keuangan. Johannesburg adalah pusat bisnis dan keuangan utama.
Mata uang resmi Afrika Selatan adalah Rand (ZAR).
Sistem Pemerintahan
Afrika Selatan menganut sistem pemerintahan Republik Konstitusional Parlementer di mana kepala negara dan kepala pemerintahan adalah seorang Presiden, yang dipilih oleh Majelis Nasional.
Konstitusi Afrika Selatan, yang diadopsi setelah berakhirnya apartheid, dianggap sebagai salah satu yang paling progresif di dunia, menjamin hak-hak asasi manusia yang luas.
Pariwisata dan Daya Tarik
Afrika Selatan menawarkan keragaman ekosistem dan atraksi wisata yang luar biasa:
- Taman Nasional Kruger. Salah satu cagar alam terbesar dan terbaik di Afrika, terkenal untuk melihat Lima Besar (Big Five: singa, macan tutul, gajah, badak, dan kerbau).
- Table Mountain di Cape Town. Ikon alami yang indah.
- Rute Taman (Garden Route). Bentangan garis pantai yang indah dengan hutan dan danau.
- Cradle of Humankind. Situs Warisan Dunia UNESCO.
Afrika Selatan adalah negara dengan kontradiksi dan semangat yang kuat. Perjalanan dari apartheid menuju demokrasi yang multirasial adalah kisah inspiratif tentang rekonsiliasi dan harapan, menjadikannya negara yang benar-benar unik dan menarik untuk dipelajari.

