Play pembaca berita
Daging Unta Manfaat Kesehatan, Risiko
dan Cara Pengolahan yang Maksimal
![]() |
| Switch to English |
Daging unta, yang merupakan sumber protein hewani umum di wilayah Timur Tengah dan Afrika, semakin dilirik sebagai alternatif daging merah yang sehat di berbagai belahan dunia. Dikenal dengan kandungan gizi yang unggul, daging ini menawarkan profil nutrisi yang menarik bagi mereka yang mencari pilihan makanan rendah lemak dan tinggi protein.
Manfaat Mengonsumsi Daging Unta
Untuk Kesehatan
Daging unta secara umum dikenal memiliki kandungan protein yang lebih tinggi dan kadar lemak jenuh serta kolesterol yang lebih rendah dibandingkan dengan daging sapi atau domba. Berikut adalah manfaat kesehatan utama dari mengonsumsi daging unta:
1. Sumber Protein Berkualitas Tinggi
Daging unta memiliki kandungan protein sekitar 20-22%, yang sangat penting untuk:
- Meningkatkan dan Memelihara Massa Otot: Protein adalah blok bangunan utama otot, mendukung perbaikan dan pertumbuhan jaringan otot, terutama bagi yang aktif berolahraga.
- Menyediakan Energi: Protein merupakan sumber energi yang baik untuk mendukung aktivitas harian.
2. Mendukung Pengelolaan Berat Badan
Karena kandungan protein yang tinggi dan rendah lemak jenuh, daging unta cocok untuk diet penurunan berat badan:
- Rasa Kenyang Lebih Lama: Protein memberikan efek kenyang yang lebih awet, membantu mengontrol nafsu makan.
- Rendah Lemak Jenuh dan Kalori: Memungkinkan Anda mendapatkan asupan protein yang optimal tanpa asupan lemak berlebihan.
3. Mencegah Anemia
Daging unta adalah sumber zat besi hewani (heme iron) yang mudah diserap tubuh. Zat besi sangat penting untuk:
- Pembentukan Hemoglobin: Zat besi membantu pembentukan hemoglobin dalam sel darah merah, yang bertugas membawa oksigen ke seluruh tubuh.
- Mengatasi Kelelahan: Konsumsi yang cukup dapat mencegah anemia defisiensi zat besi, mengurangi gejala lemas dan lesu.
4. Menjaga Kesehatan Jantung
Kandungan rendah kolesterol jahat (LDL) dan lemak jenuh membuat daging unta menjadi pilihan yang lebih aman bagi kesehatan kardiovaskular. Selain itu, beberapa penelitian menunjukkan adanya kandungan Asam Lemak Omega-3 dan Omega-6 yang baik untuk fungsi otak dan jantung.
5. Kaya Vitamin dan Mineral Penting
Daging unta mengandung berbagai nutrisi mikro yang penting, termasuk:
- Vitamin B Kompleks (B12, B6, Niasin): Mendukung fungsi otak, sistem saraf, dan metabolisme energi.
- Mineral (Zinc, Selenium, Fosfor, Magnesium): Zinc berperan dalam fungsi kekebalan tubuh dan penyembuhan luka, sementara Selenium berfungsi sebagai antioksidan.
6. Potensi Mengendalikan Diabetes
Beberapa penelitian mengindikasikan bahwa konsumsi daging dan susu unta berpotensi memiliki efek dalam mengurangi kadar glukosa darah dan membantu mengurangi komplikasi diabetes.
Potensi Efek Samping
Mengonsumsi Daging Unta
Meskipun daging unta menawarkan banyak manfaat, ada beberapa potensi risiko atau efek samping yang perlu dipertimbangkan:
1. Risiko Penyakit Zoonosis (MERS-CoV)
Risiko paling signifikan terkait unta adalah potensi penularan Sindrom Pernapasan Timur Tengah (MERS-CoV). Virus ini dapat ditularkan dari unta ke manusia.
- Pencegahan: Memasak daging unta hingga matang sempurna (suhu internal minimal 70^{\circ}C) dan menghindari kontak langsung dengan unta yang sakit dapat meminimalkan risiko ini.
2. Tekstur Keras dan Kurang Empuk
Daging unta, terutama dari unta yang lebih tua, cenderung memiliki tekstur yang lebih keras dan berserat. Jika tidak diolah dengan benar, ini dapat menyebabkan:
- Sulit Dikunyah: Memerlukan proses memasak yang lebih lama dan teknik pelunakan khusus.
- Gangguan Pencernaan (Jika Porsi Berlebihan): Kandungan protein tinggi dan serat keras dapat membebani pencernaan jika dikonsumsi dalam jumlah sangat besar.
3. Kontaminan dan Kualitas
Seperti jenis daging lainnya, kualitas daging unta sangat bergantung pada kesehatan hewan dan kondisi penyembelihan. Daging dari unta yang sakit atau terkontaminasi bisa membawa risiko kesehatan.
Cara Pengolahan Daging Unta yang Baik
Intuk Hasil Maksimal
Untuk mendapatkan manfaat kesehatan maksimal dan mengatasi masalah tekstur keras, pengolahan daging unta harus dilakukan dengan benar.
1. Pemilihan Daging
- Pilih Unta Muda: Daging unta muda (kurang dari 4 tahun) jauh lebih empuk dan juicy (berair) dibandingkan unta tua.
- Perhatikan Bagian Daging: Bagian punuk (hump) unta dikenal memiliki lemak yang berlimpah, yang bisa memberikan kelembutan dan rasa yang kaya, meskipun perlu diingat bahwa ini juga bagian dengan kandungan lemak tertinggi.
2. Teknik Pelunakan (Wajib!)
Daging unta membutuhkan waktu memasak yang lebih lama dan suhu yang stabil.
- Pemasakan Lambat dan Lama: Ini adalah metode terbaik. Gunakan teknik seperti direbus, dikukus, atau diolah dengan slow cooker untuk waktu yang lama (bisa 2-4 jam) hingga daging benar-benar empuk.
- Menggunakan Panci Bertekanan (Presto): Ini dapat mempersingkat waktu masak secara signifikan sambil memastikan keempukan maksimal.
- Marinasi: Lumuri daging dengan bahan asam alami seperti air jeruk nipis, cuka, atau nanas (dalam jumlah kecil) sebelum dimasak. Asam membantu memecah serat kolagen yang keras.
3. Suhu Memasak yang Aman
Untuk memastikan semua bakteri dan virus (termasuk potensi MERS-CoV) mati, sangat penting untuk memasak daging hingga mencapai suhu internal aman:
- Suhu Internal Aman: Pastikan suhu bagian terdalam daging mencapai minimal 70^{\circ}C (idealnya 71-77^{\circ}C untuk well-done). Daging harus tidak lagi berwarna merah muda.
4. Pilihan Olahan
Daging unta dapat diolah menjadi berbagai hidangan khas Timur Tengah yang menggunakan banyak rempah untuk menambah rasa dan aroma:
- Kabsah atau Mandi: Disajikan dengan nasi yang kaya rempah.
- Gulai atau Rendang: Bumbu kaya dari masakan Indonesia/Melayu sangat cocok untuk daging unta, yang juga membutuhkan waktu masak lama.
- Dendeng: Diolah menjadi potongan tipis dan dikeringkan, yang bisa menjadi cara yang baik untuk mengawetkan dan melunakkan tekstur.
Daging unta adalah pilihan daging merah yang bergizi dan sehat, menonjol karena tinggi protein, rendah lemak dan kolesterol, serta kaya zat besi. Untuk hasil maksimal, pemilihan daging yang tepat dan proses memasak yang lambat/lama adalah kunci untuk mengatasi teksturnya yang keras dan memastikan keamanan konsumsi.
AlusNewsKesehatan
